Saturday, December 10, 2011

Mereka Menyanyi Happy Birthday untuk Siapa?

Al-Kautsar 58 Nyaris Berpesta!
Permainan catur antara saya dan Yusran (Siro) belum selesai, masih di tengah perjalanan, kami masih sibuk menysun bidak untuk saling menyerang dan bertahan mengantisipasi serangan. Saat bersiap menggerakkan kuda untuk melakukan skak (dan steer), beberapa perantau berwajah masam, dekil dan bau datang menghampiri sambil menyanyikan lagu “Happy Birthday”. Saya terharu dan nyaris menitikkan air mata, dengan senyum saya menuntut agar permainan catur kami dilanjutkan karena tadi mereka langsung melipat papan catur tanpa menghiraukan posisi bidak yang menguntungkanku.

Setelah menyelesaikan lagu Happy Birthday, saya dituntut untuk meniup lilin yang ditanam di buah pisang, pisang itu harganya 500 perak, dijual di warung sebelah. Saya masih tetap menuntut untuk dibiarkan melanjutkan permainan catur, lagu happy birthday dikumandangkan sekali lagi, lebih keras dan dibumbui dengan teriakan eaa eaaa ala penonton Empat mata yang dipandu Thukul Arwana, para perantau yang berasal dari beberapa daerah di Sulawesi selatan ini semakin gila, mulai beringas dengan teriakan mereka.

Tentu saja saya dapat menaksir apa yang akan terjadi saat lilin kutiup, sepasang tangan dan kaki akan ramai-ramai dipegang oleh mereka lalu jadi bulan-bulanan naluri humor, jam masih menunjukkan pukul 09.00, masih pagi sehingga masa siksaan yang mengancam di depan pasti akan sangat panjang, akan berlangsung lebih dari 12 jam, apalagi hari ini adalah hari sabtu, jelas mereka tahu bahwa saya tidak punya jadwal kuliah yang bisa menghambat pesta para monster berwajah memalukan yang tak pernah dipoles sabun mandi, perlu pembaca ketahui bahwa sebagian diantara mereka adalah makhluk tak teridentifikasi, dia hanya dikenal sebagai ciptaan tuhan yang menyeramkan karena cirri-cirinya, giginya menyedihkan karena dua kali sehari harus digosok dengan batu bata, jika simpanan batu bata habis, mereka tak segan menggosokkan gigi mereka langsung di permukaan tembok yang belum diplester.

Kuku tangan mereka menyeramkan, tangan mereka seperti dikutuk karena bentuknya yang menjijikkan seperti luka bakar yang diserang virus gatal sehingga mengeluarkan nanah. Aih, untung saya baru saja bersantap siang, jika belum pasti tulisan ini tak akan sanggup kuhadirkan untuk teman-teman.

Makhluk yang sebagian lagi tidak kalah seram, tubuh mereka besar, seperti balon yang dipompa melebihi tekanan udara normal. Bukan hanya itu, tubuh besar itu dipenuhi tonjolan aneh yang tentu saja bukan otot, jika memang otot pastilah otot cacing di perut mereka yang saking banyaknya tidak dapat ditampung diperut. Jika mereka tersenyum, alamak kiamat sudah dekat. Ingin raasanya mati saja!.

Kengerian ini beradu dengan perasaan haru, makhluk aneh ini masih punya hati karena tergerak untuk mengucapkan selamat ulang tahun, tapi saya meragukan dorongan hati mereka. Saya berfikir bahwa ucapan selamat ulang tahun itu hanya omong kosong belaka, hanya peringatan bahwa makhluk-makhluk liar ini akan melakukan sebuah pesta pengorbanan untuk nafsu humor mereka, dan hari ini saya terancam menjadi tumbal.

Saya sendiri dalam urusan ulang tahun, punya banyak ide yang patut untuk direalisasikan, pernah kusampaikan pada teman, bahwa jika ada yang berulang tahun biarkan saya yang menjadi play makernya, saya akan menyiapkan katrol dan tali untuk menggantung si korban di pohon, kebetulan di dekat kontrakan Ikami Sulsel, Al-kautsar 58, ada sebuah pohon keres yang menjadi tempat bertenggernya ayam untuk beristirahat malam. Saya akan menggantungnya disana, sepanjang malam sambil menyanyikan tembang manusia jaman batu, hullala hulalla.

Ada juga ide yang lain, kebetulan ada selokan yang tertutup di samping kontrakan para perantau asal Sulsel ini, selokan itu kering dan cukup bersih, namun karena tertutup (bagian atasnya tidak terbuka seperti biasanya) selokan itu jadi mengerikan, tapi bukan teror kengerian yang kuharapkan, saat sang korban dikurung di dalam selokan tersebut, saya akan menyuruh peserta pesta untuk beramai-ramai membuang air kecil dari mulut selokan bagian atas, membiarkan air itu mengalir perlahan-lahan. Dan tentu saja itu tidak cukup, harus ada beberapa ekor tikus yang dikurung disana, kalau perlu lengkap dengan seekor kucing betina. Aih betapa indahnya jika seorang teman berulang tahun.

Dan hari ini, saya terancam menjadi korban, para kanibal sudah berteriak garang menuntut agar lilin yang tertancap di buah pisang itu kutiup lalu pesta segera dimulai, seorang raksasa mengabadikan momen dengan merekam suasana itu menggunakan blackberry pinjaman, dan tentu saja para pembaca tahu apa yang saya lakukan, saya tidak meniup lilin itu, alasannya tentu saja karena saya adalah manusia yang berfikir.

Kuberitahu pada kalian, bahwa saya bukan sosok yang mudah dijadikan tumbal untuk melepas stress dengan tawa kepuasan menyiksa manusia, rugi saya datang ke Malang dan mengambil jurusan ilmu komunikasi di UMM jika terpancing oleh ide basi seperti ini, dan saya pantang lari sebagai pengecut, saya putra Makassar!

“Tiupmi cepat e!!!”. Teriak seorang monster sambil terbahak gemas.

Saya tertawa lebih bahak lagi, kutundukkan kepala sejenak karena takut ketahuan kalau mataku berkaca-kaca, sebentar lagi air mata haru akan jatuh. Kehabisan akal menanggapi mereka, saya mencoba diam dan menguji darimana mereka tahu bahwa saya berulang tahun hari ini.

Facebook! adalah sumber informasi mereka, setelah mengetahui informasi ulang tahunku, mereka memulai prosesi pesta ulang tahun yang menggelikan ini. Disana memang sudah ada beberapa ucapan selamat ulang tahun dari beberapa kerabat, tentu saja karena mereka diberitahukan dan disuruh oleh Facebook untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun padaku. Parahnya lagi, baru saja saya menggunakan fasilitas internet dan mengakses Facebook tapi lupa log out apalagi status Facebook yang kuupdate begitu meyakinkan: Like one day in heaven… Catch me if you can!... 10 Desember begitu membahagiakan.

Saking bahagianya, saya harus menulis lagi 10 Desember. Tak ada orang sebahagia diriku karena beberapa perantau berkumpul dan merencanakan makar mempermainkan seorang manusia sepertiku, saya hargai kerja keras kalian. Marilah kujelaskan pokok kebahagiaanku.

Jika kamu dalam posisiku, nyaris dikerjai oleh segerombol monster aneh, tapi keadaannya terbalik malah kamu yang berhasil mengerjai mereka, telak! Maka apa yang kamu rasakan? Tawaku lebih terbahak lagi daripada mereka saat berteriak memasuki kemenangan walaupun akhirnya diam setrilyun bahasa. Mulut bau mereka kubungkam dengan mengeluarkan kartu identitas di hadapan mereka. Betul-betul seperti di surga!.

Mereka tidak cukup jeli untuk membuat pesta, informasi yang diterima oleh mereka tidak diferivikasi dengan seksama, sehingga mereka harus menerima rasa malu dari tawaku. Tak ada yang mengerti kebiasaanku merubah tanggal kelahiran di informasi akun Facebook, di tahun 2008 saya sering mengupdate informasi tanggal lahir, bahkan seminggu sekali hingga tak ada yang percaya bahwa pada suatu hari, informasi tentang ulang tahunku memag betul dan pesta penyiksaan yang seharusnya menjadi malam paling tragis bagiku terlewat begitu saja dengan sangat menyedihkan, karena hanya beberapa orang saja yang mengucapkan selamat ulang tahun kala itu, bahkan tanpa seremoni.

Tak mudah mempermainkan manusia berfikir, sekali lagi tak mudah. Malah beberapa tahun yang lalu saya memanfaatkan beberapa teman untuk merayakan ulang tahunku di tempat dan kondisi yang kuinginkan, berturut turut selama 2 tahun saya merayakan ulang tahun di pegunungan, sesuai dengan yang kuinginkan saya disiksa di pegunungan. Menyenangkan sekali bisa mengatur skenario agar teman-teman merayakan ulang tahunku dengan keinginanku sendiri.

Akhirnya, saya memohon maaf kepada pihak yang merasa dirugikan oleh informasi keliru yang sengaja kusebarkan di Facebook, sebagai pelajaran berhaga, perlu diingat bahwa Internet adalah second reality, dunia dimana identitas kita berubah, citra kita berbeda dengan dunia nyata sehingga butuk verifikasi dengan menyatukan informasi yang didapatkan dari internet dengan informasi di dunia nyata. Saya sengaja melakukan pemalsuan identitas tersebut karena berharap suatu saat bias menikmati sensasi menjadi korban pesta ulang tahun yang beringas.

Akhirnya, selamat menikmati buah pisang itu!

ikami sulsel cabang malang
Biar ndak kecewako semua, ini saya hiburko!!! Silahkan calla ditempat, ndak usahmi dipajang d group ini foto!!!... Hahahahaha

1 komentar:

Puang Array said...

terjebakki pemirsa.huahahahah

Post a Comment

Jangan lupa meninggalkan komentar ya.... (Tolong jgn berkomentar sebagai Anonymous)

 

Alternative Road Copyright © 2012 -- Template was edited by Cheng Prudjung -- Powered by Blogger