Wednesday, March 16, 2011

Kupinjam Cita-citamu

Alan : Eh, kamu mau kemana lagiii?

Hafid : Biasa, ke kampus mas!.

Alan : Wah, rajin rek.

Hafid tersenyum.

Alan : Kamu kuliah apa?

Hafid : gak kuliah, Cuma ngantin aja, mas.

Alan : Janjian sama cewek ya?, Hafid rek udah dewasa. Hihihi

Hafid : (tersenyum malu) Mas, Alan ada-ada aja. Mana ada cewek mau janjian sama orang kayak aku, mas! (merendah)

Alan : Emang gak ada kan?

Hafid terbahak.

Alan : Kamu mau ketemu siapa emang?

Hafid : Ada anak ekonomi mau ketemu mas, katanya ngajakin ngobrol soal teripang.

Alan : Wah, kamu mau bisnis teripang, Fid?

Hafid : Anak itu yang ngajakin, ne dia mau ngobrol-ngobrol dulu, dia mau tau prospek teripang dari Mandangin

Alan : Hafid hebat coy!



Malamnya . . .

Hafid : Kok melamun, mas? Lagi jatuh cinta ya?

Alan : Kamu ada-ada aja.

Hafid : Mas, Alan jatuh cinta Coy!!!!

Mereka berdua tertawa.

….. hening

Alan : Fid, pinjam cita-citamu dong.

Hafid : Hah, Pinjam cita-cita? Emang ada istilah kayak gitu?

Alan : Daripada aku merebut cita-citamu, atau membunuh cita-citamu?

Hafid : Mas Alan mulai gila coy !!!!

Alan + Hafid : Hahahahahaha

Alan : Aku takut sama-citacitaku, Fid. Rasanya fikiranku terlalu berani dan kacau menarget cita-cita yang tinggi.

Hafid : Kok gitu, mas?

Alan : Gak tau, rasanya gitu aja. Susah banget rasanya menggapai cita-cita.

Hafid : Itu pesimis banget mas.

Alan : Emang. Kalau aku melihat kau ini, cita-citamu menyenangkan. Kau tidak pernah kelihatan ada masalah, murung, bingung dan pusing.

Hafid : Itu karena aku gak merokok, mas!

Alan tertawa.

Alan : Kamu jangan ngomong gitu loh, nanti rokok punyamu itu gak ada yang isap.

Hafid : Aku kan gak merokok, mas. Masa punya rokok.

Alan : Halahhhhh.

Alan tersenyum tipis, tipis sekali.

Alan : trus gimana ne? bisa ndak aku pinjam cita-citamu?.

Hafid : gak mungkin, mas. (Hafid mulai merenung, melamunkan sesuatu)

Alan : Kenapa? Perasaan kau bukan orang pelit deh, kan Cuma aku pinjam saja. Aku Cuma ingin merasakan kesenangan yang kau rasakan tiap hari. Aku ingin merasakan cita-cita orang lain supaya aku tahu, bagaimana status cita-citaku sendiri, agar aku dapat sebuah ukuran untuk menaksir cita-citaku.

Hafid : Tidak, mas. Aku tak bisa!

Alan : Kenapa?

Hafid terdiam, memperpanjang periode perenungannya.

Alan : Kenapa?

Hafid : Karena cita-citaku adalah memuaskanmu, massshhh. (sesuatu bergejolak dalam diri Hafid)

0 komentar:

Post a Comment

Jangan lupa meninggalkan komentar ya.... (Tolong jgn berkomentar sebagai Anonymous)

 

Alternative Road Copyright © 2012 -- Template was edited by Cheng Prudjung -- Powered by Blogger