Lanjut cerita, begini ceritanya, pada suatu hari, saya masuk kuliah (lupa jjudul mata kuliahnya apa), dosennya dalah Asdar Muis RMS, akrab disapa Kak Asdar. Dosen yang mengagumkan buatku, walaupun saya banyak bolos dari kelasnya.
Suatu hari, pada perkuliahan yang tidak kuikuti, Kak Asdar mengajak mahasiswanya untuk melaksanakan kuliah di rumahnya (untuk pertemuan minggu selanjutnya). hbaHDbfdbfdbfdfhdbfhdvhbd
Lompat cerita, tibalah beberapa mahasiswa (6 Orang) di rumahnya pada minggu selanjutnya itu, ke enam mahasiswa dengan ragu mulai mendekati pagar rumah setelah memarkir motor di depan rumah kak Asdar. Mereka (saya salah satunya) disambut oleh pembatu rumah tangga kak Asdar.
"Pergiki (kak Asdar) ke pangkep de, tapi ada tugas bede untuk kalian".
"Tugas apa itu, bu?" Kata seorang diatara kami, saya sudah lupa, yang jelas bukan saya.
"Kita' hubungi sendirimi, bicara sama dia saja langsung".
Seorang diantara kami menghubungi si Guru. Jelaslah tugas kami hari itu;
"Kalian wawancarai tukang ojek yang mangkal di dekat rumahku".
Kami meninggalkan rumah dan menuju sebuah pangkalan ojek yang terdekat. kami memulai proses wawancara dengan santai. asbdflasbfhbfhbsafhabfchbdchfsabcfdbcfhdbfksbfd. Wawancara selesai, kami pulang dan membuat beritanya.
pada pertemuan kuliah minggu selanjutnya (tempatnya di kelas), kami semua mengumpulkan tugas minggu kemarin (mewawancarai tukang ojek). Kertas yang terkumpul di atas meja tidak diihiraukannya, dia langsung berkata :: "Tugas kalian nda ada yang benar".
"Hah", Kami kaget, apa lagi saya sendiri, manamungkin tugas itu sudah dihakimi sedemikian buruk sementara dia belum membacanya bahkan menyentuhnya. Hatiku panas, padahal waktu itu saya sudah ambil enjel yang menarik "Tukang Ojek yang Menokohkan Jurnalis".
"Jika narasumber kalian keliru/salah, maka semua berita yang kalian buat adalah salah". Ujarnya.
"Maksudnya apa pak?".
Mulailah terungkap sebuah kebohongan besar yang membuat 6 mahasiswa tampak bodoh, untung masih mahasiswa, belum jadi jurnalis.
"Hari itu waktu kalian datang ke rumah, saya ada di dalam. Saya cuma permainkan kalian".
Lanjutnya lagi :: "Semua orang yang ada di pangkalan ojek yang kalian wawancarai itu, BUKAN TUKANG OJEK".
Ya, mereka bukan tukang ojek, kak Asdar sudah mengaturnya, dia mengatur supaya tukang ojek yang tiap hari mangkal disana tidak mangkal disana, sebagai gantinya dia mengajak orang-orang yang gak ada kerjaan untuk nongkrong menjagai pangkalan ojek.
Alhasil, seperti saya yang tertipu, hasil wawancara kami memang tidak ada yang mengarah pada profesi seorang tukang ojek, kami disuguhi cerita yang lain (lari) walaupun pertanyaan kami terus mengarah pada profesi tersebut, semisal berapa lama mereka menjadi tukang ojek, seputar kehidupan tukang ojek dll.
Saya paling bodoh, karena terjebat pada data si narasumber hoax dan menuliskan berita "Tukang ojek yang Menokohkan Jurnalis".
Runtuhlah sebuah usaha kami, sebuah perkuliahan melelahkan,
Sekarang, kejadian hari itu sangat bermanfaat, "Jika kita salah memilih narasumber, maka berita yang kita buat = salah".
Manfaat apa?
Metode pendidikannya kawan, saya mengingat lagi beberapa pertemuan dengan kak Asdar di dalam kelas, (cuma 3 kali) dan dia menyampaikan materi dengan sangat menarik, tidak menjelaskan teori per teori secara defenitif atau explanatif (explain). Akh cerita di atas mungkin sudah bisa menjadi cerminan, bagaimana sesi perkuliahan dengan pembahasan NARASUMBER berhasil 100%, hanya dengan SMS.
tanpa tatap muka.
dan aku suka ini, aku suka padanya.
walaupun dia pernah memarahiku di depan umum, di gedung kesenian, dengan suara khas.
Apa kabar kak Asdar ???
"Kalian wawancarai tukang ojek yang mangkal di dekat rumahku".
Kami meninggalkan rumah dan menuju sebuah pangkalan ojek yang terdekat. kami memulai proses wawancara dengan santai. asbdflasbfhbfhbsafhabfchbdchfsabcfdbcfhdbfksbfd. Wawancara selesai, kami pulang dan membuat beritanya.
pada pertemuan kuliah minggu selanjutnya (tempatnya di kelas), kami semua mengumpulkan tugas minggu kemarin (mewawancarai tukang ojek). Kertas yang terkumpul di atas meja tidak diihiraukannya, dia langsung berkata :: "Tugas kalian nda ada yang benar".
"Hah", Kami kaget, apa lagi saya sendiri, manamungkin tugas itu sudah dihakimi sedemikian buruk sementara dia belum membacanya bahkan menyentuhnya. Hatiku panas, padahal waktu itu saya sudah ambil enjel yang menarik "Tukang Ojek yang Menokohkan Jurnalis".
"Jika narasumber kalian keliru/salah, maka semua berita yang kalian buat adalah salah". Ujarnya.
"Maksudnya apa pak?".
Mulailah terungkap sebuah kebohongan besar yang membuat 6 mahasiswa tampak bodoh, untung masih mahasiswa, belum jadi jurnalis.
"Hari itu waktu kalian datang ke rumah, saya ada di dalam. Saya cuma permainkan kalian".
Lanjutnya lagi :: "Semua orang yang ada di pangkalan ojek yang kalian wawancarai itu, BUKAN TUKANG OJEK".
Ya, mereka bukan tukang ojek, kak Asdar sudah mengaturnya, dia mengatur supaya tukang ojek yang tiap hari mangkal disana tidak mangkal disana, sebagai gantinya dia mengajak orang-orang yang gak ada kerjaan untuk nongkrong menjagai pangkalan ojek.
Alhasil, seperti saya yang tertipu, hasil wawancara kami memang tidak ada yang mengarah pada profesi seorang tukang ojek, kami disuguhi cerita yang lain (lari) walaupun pertanyaan kami terus mengarah pada profesi tersebut, semisal berapa lama mereka menjadi tukang ojek, seputar kehidupan tukang ojek dll.
Saya paling bodoh, karena terjebat pada data si narasumber hoax dan menuliskan berita "Tukang ojek yang Menokohkan Jurnalis".
Runtuhlah sebuah usaha kami, sebuah perkuliahan melelahkan,
- Pinjam motor untuk ke rumahnya di Daya, Jaraknya dari akmpus lumayan jauh (atau jauh).
- Isikan bensin motor yang kami pinjam.
- Salah satu motor mengalami musibah. Ban bocor!
- Waktu itu siang hari, Makassar terasa panas.
- Ketika wawancara kami bahagia.
- Ketika menulis berita, kami mengigau akan mendapatkan komentar menarik dari sang kakak.
Sekarang, kejadian hari itu sangat bermanfaat, "Jika kita salah memilih narasumber, maka berita yang kita buat = salah".
Manfaat apa?
Metode pendidikannya kawan, saya mengingat lagi beberapa pertemuan dengan kak Asdar di dalam kelas, (cuma 3 kali) dan dia menyampaikan materi dengan sangat menarik, tidak menjelaskan teori per teori secara defenitif atau explanatif (explain). Akh cerita di atas mungkin sudah bisa menjadi cerminan, bagaimana sesi perkuliahan dengan pembahasan NARASUMBER berhasil 100%, hanya dengan SMS.
tanpa tatap muka.
dan aku suka ini, aku suka padanya.
walaupun dia pernah memarahiku di depan umum, di gedung kesenian, dengan suara khas.
Apa kabar kak Asdar ???
NB: Mereka yang dibodoh-bodohi kak Asdar hari itu, Nurul Amalia, Mardiah, Jeny, Tika, Cheng Prudjung, Arini.
1 komentar:
masih banyak okkots mu cheng
Post a Comment
Jangan lupa meninggalkan komentar ya.... (Tolong jgn berkomentar sebagai Anonymous)