Waktu itu terasa seperti pedang pada saat ini, ketika suatu hajat menarik lengan kita untuk segera menyelesaikannya, sementara ada jemari yang belum kembali ke tangan untuk membantu jemari lainnya menyelesaikan hajat tersebut.
Ada kata yang tak tuntas ketika langkah kaki tak mampu ditahan sejenak untuk mengatakan "see you" semata. Lalu seperti inilah saya, linglung tiada tara, sebabnya sederhana bagi kebanyakan orang. masalahnya adalah, saya harus menyelesaikan satu tulisan sebelum waktu ngenetku habis. Uang di sakuku cuma 3000, dan tinggal 15 menit lagi waktuku untuk uang sekecil itu.
Pertanyaannya adalah, sebegitu kejamkah waktu, membatasi diriku untuk menuliskan sesuatu ketika kepalaku didera semangat untuk merangkai kata. Atau yang kejam malah uang, dia menjadikan orang-orang berfikir bahwa ukuran segala sesuatu adalah jumlah uang, termasuk mengukur seberapa lama saya bisa bertahan di depan monitor komputer yang sedang On-line.
ataukah..
Ada faktor lain antara kedua hal itu?
Maka kembalilah memoriku kepada suatu alam pikir. Beberapa hari yang lalu saya berdiskusi menyangkut materi dan waktu, dan demikianlah tema diskusi ini mengalir dengan berbagai kata-kata lucu, bahwa waktu itu bukanlah materi, melainkan ide. Namun menurutku, waktu itu adalah materi, dimana perjalanan waktu dapat dilihat oleh perubahan zat suatu materi, seperti muda dan tua hingga mati.
Waktu bukanlah sesuatu yang halus (tak dapat diindrai, kecuali indra keenam), melainkan suatu "makhluk kasar" sebagaimana angin/udara yang tidak tampak, ketidak "halus"an waktu dapat dibuktikan dengan indra kita, walaupun pengindraan itu tidak secara langsung, seperti ketika mata kita melihat pergerakan suatu benda atau perubahan suatu zat, bagaimana mata kita melihat anak kecil 20 tahun yang lalu dan sekarang ketika sudah besar, malah menjadi pacar atau istri/suami kita.
Demikian pembicaraan kami yang singkat pada malam yang dalam saat itu.
ingatan akan diskusi itu tidak hanya sebuah ingatan yang sambil lalu saja akibat ada proximitas kata dalam otakku kepada memori otak. melainkan ada suatu situasi pendefinisian yang sama waktu itu.
maka tak usahlah saya memperbanyak cincong, sejak tadi saya hanya ingin mengatakan bahwa, "TIME IS MONEY".
Ingatlah sebentar bagaimana Iman Ali R.A (Khulafaurrasidin ke-empat) menyampaikan sebungkus pengetahuan, bahwa sungguh satu surat dalam al-Qur'an sudah mampu menjadi penunjuk kita dalam menjalankan hidup, surat itu adalah Al-Ashr (WAKTU).
Dalam surah itu, kata "demi waktu" seakan-akan menunjukkan bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat penting, sangat penting skali lagi, sampai-sampai Allah bersumpah demi waktu.
Maka jika memang benar bahwa waktu sepenting itu, berarti UANG yang cuma 3000 di kantongku harus kujaga.
(tulisanku selesai, saya log-out, dan off-line. komputer saya matikan dan keluar dari warnet tanpa bayar)
di warnet kampus, 19 Feb 2009
Monday, April 13, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Jangan lupa meninggalkan komentar ya.... (Tolong jgn berkomentar sebagai Anonymous)