Tuesday, August 2, 2011

Teror Bom di UMM

Buuuooommmmm !!!

Beberapa orang di warung tempatku makan malam berdiri, awalnya hanya mengintip keluar jendela, memperhatikan sekitar. Mereka memfokuskan pandangan pada asal suara.

Aku tetap menikmati makan malamku, segunung nasi dengan sayur kacang serta ikan tongkol.

"Apa itu, kok ada asap?". Ujar seseorang.

Tak ada yang menjawab, semuanya bingung. Sementara itu, aku juga ikut memperhatikan apa yang terjadi di luar tanpa merubah posisi dudukku, hanya sedikit mendorong kepalaku ke depan dan menoleh ke samping. Lalu lintas lancar-lancar saja. Aku memperhatikan apa yang diperhatikan para pengunjung warung.

Asap yang kulihat berasal dari salah satu gedung di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Dari kejauhan, terdengar suara deru motor yang dilarikan kencang, dengan cepat suara itu mendekat ke arah warung tempatku makan malam, sekitar 50 meter sebulum melintas di depan warung, suara tembakan mulai terdengar, beringas dan tak pandang bulu.

Pengunjung yang awalnya bergerombol di depan warung, berdesakan masuk ke dalam, beberapa orang tidak berhasil masuk karena pintu warung tertutupi pengunjung yang berdesakan. Mereka yang diluar hanya sempat tiarap, sementara orang-orang yang tidak berhasil menguasai diri sendiri dan terlambat mengenali situasi, mengakhiri hayatnya sebelum kopi yang dipesannya tandas.

Pengendara motor dan boncengannya berlalu dengan cepat. Kami masih syok.

BOOOOOMMMMMMM

Ledakan kedua terdengar, lebih besar dan lebih nyata, lokasinya sama dengan lokasi ledakan pertama. Semua orang mulai panik, saya berdiri dan mencoba keluar dari warung dengan langkah yang waspada, kubungkukkan punggungku.

Api semakin berani menari striptease di mataku. Gedung BAA UMM dilahap api! dari pintu gerbang kampus, dapat kulihat beberapa orang, kebanyakan satpam, berlari mendekati gedung tersebut, ragu akan ledakan ketiga, mereka memperlambat gerakan saat berada sekitar 10 meter dari area gedung. Tak ada lagi letusan ketiga.

Api hampir menandaskan makan malamnya, sementara belum satupun pemadam kebakaran datang.

Di udara, terdengar suara Helikopter mendekat, aku dapat melihat kedap-kedip lampunya, Helikopter tersebut berhenti sejenak saat berada, kira-kira di ketinggian 50 kaki, di atas masjid kampus UMM. dan tanpa disadari sebuah torpedo melesat kencang menuju Gedung BAU UMM. Aku merasakan getaran!!!

Helikopter dengan dominasi berwarna putih bergerak, memutar dirinya sekali di atas wilayah UMM dan tiba-tiba menukik, menabrakkan dirinya ke gedung Rektorat. Dua gedung UMM hancur malam ini. Aku cepat-cepat pulang ke kosku. Pukul 21.00 WIB

_________________________

Kejadian yang menimpa UMM akhirnya ramai di media massa, banyak wacana yang bertebaran, salah satu wacana paling diminati penonton berita televisi adalah issu terorisme, apalagi melihat UMM sebagai kampus Islam.

Dalam beberapa media, UMM dihadapkan pada wacana sekuleritas tersebut, bahkan ada kelompok yang menilai bahwa UMM sebagai kampus Muhammadiyah tidak berhasil mendidik generasi yang Islami, bahkan terkesan mempermainkan label kampus Islam untuk mendapatkan keuntungan besar dalam dunia pendidikan.

Pro kontra semakin panas, bahkan sepertinya orang-orang mulai melupakan kasus pemusnahan dua gedung penting di UMM, wacana yang menggelinding menjadi bola salju adalah soal agama. Bukti-bukti ketidak berhasilan UMM Malang melaksanakan pendidikan agama dibeberkan, mulai hari perihal mahasiswa yang tidak berjilbab, UMM tidak berhasil mengamalkan dakwah Islamiah, karena hingga seorang mahasiswi diwisuda, dia tetap saja tidak berjilbab. Belum lagi persoalan pergaulan bebas, mesum, dan tentang kasus doktrin atau pencucian otak terhadap beberapa mahasiswa UMM.

Rektor UMM, nyaris lengser jari jabatannya, mahasiswa mulai terpancing melaksanakan aksi menuntut Rektor UMM turun karena dianggap tidak berhasil memimpin Universitas Muhammadiyah Malang yang juga dikenal dengan Kampus Putih. Di beberapa daerah, orang tua mahasiswa juga ikut angkat suara meminta pertanggung jawaban Rektor.

Panasnya kasus tersebut, memaksa Pimpinan Pusat Muhammadiyah tampil di stasiun televisi. Dia meminta agar warga Muhammadiyah dapat bersikap bijak dan sabar serta mendukung usaha resolusi di UMM, selain itu, dia juga mengharapkan kepada masyarakat luas agar tetap berfikir secara jernih dan memberikan waktu kepada pihak yang berwenang mengusut kejadian tersebut.

________________________________

Selusin mahasiswa UMM berjalan dengan pengawalan Polisi. Daeng Tutu menyaksikan siaran televisi dengan serius, anaknya adalah salah satu mahasiswa UMM, walaupun tidak menjadi korban, dia tentu saja mengkhawatirkan kondisi anaknya.

"Belasan mahasiswa berbagai jurusan akhirnya diamankan oleh polisi. Mereka terbukti terlibat dalam kasus teror bom yang terjadi di UMM. Sementara itu, pimpinan kelompok yang juga mahasiswa UMM masih menjadi buronan Polisi, dari keterangan yang disampaikan salah seorang pelaku, Pimpinan mereka melarikan diri ke luar negeri setelah kejadian tersebut".

"Teror bom yang dimotori oleh mahasiswa semester akhir ini dilatar belakangi oleh kekesalan mereka terhadap kampus dengan berbagai macam alasan!".

2 komentar:

Yanuar Catur said...

hwehehehehhe...
boleh..boleh..sipppp

Kid said...

Sekali-kali hal itu terealisasi juga gak masalah..
Sikap apatis Kampus dengan beberapa kebutuhan mahasiswa yang urgen mestinya dijajaki dengan serius..
Tapi m'hujat saja seperti aku tak baik.. Haha.. Baiknya kalo diberi sedikit shock therapy juga gapapa tu Kampus.. Haha..
Nice Story Boz..

Post a Comment

Jangan lupa meninggalkan komentar ya.... (Tolong jgn berkomentar sebagai Anonymous)

 

Alternative Road Copyright © 2012 -- Template was edited by Cheng Prudjung -- Powered by Blogger