Lumpur akibat luapan air sungai |
Al-kautsar 58 adalah surga (Rumahku surgaku), baik bagi mahasiswa asal Sulsel maupun para maling yang selalu berhasil meraup keuntungan di rumah ini. Hari itu tak ada yang menyangka hujan lebat berbuah petaka bagi 4 kamar yang ditinggal penghuni aslinya, plus 1 ruang keluarga yang terlah banyak berjasa mengikat persaudaraan para perantau asal Sulsel di Malang.
Dengan deras, luapan air dari sungai yang melintasi Jl. Tlogo Al-Kautsar mengamuk, menyerang masuk ke dalam rumah tanpa ketuk pintu. Dalam hitungan detik, lantai berubin putih tergenang oleh air berwarna coklat yang kotor, tak sedikit kerugian yang disebabkannya: kasur, pakaian yang terserak di lantai, kardus dan isinya, dokumen organisasi, PC dan printer, bahkan Laptop menjadi korbannya.
Lorong Parmindo seketika menjadi sungai, air tidak mengalir seperti wanita bernama ayu yang jalan dengan lenggang dan tingkah yang kemayu, tanpa tawaran damai dia menjadi murid sungai Brantas yang membelah Kampus UMM. Beberapa orang keluar dari rumah, menghibahkan tubuhnya diguyur hujan yang tak bermata, mereka mencari selamat dengan menghalau air berwarna coklat masuk ke dalam rumah.
Kondisi rumah Al-Kautsar 58 begitu mengenaskan. Jika dia adalah manusia, pastilah matanya memerah karena marah. Berbeda dengan penghuninya, walaupun awalnya kebingungan dan sempat kesal, senyum sumringah akhirnya tersungging. Tanpa pikir panjang, hujan hari itu menjadi hiburan, mengubah mahasiswa perantau yang telah berumur lapuk menjadi kana-kanak yang tak kenal sakit akibat air hujan.
Lorong Parmindo yang menjadi sungai dadakan tidak lagi mengesalkan, namun menyenangkan. Sungai yang melintas sepanjang Jl. Tlogo Al-Kautsar tidak lagi menjadi cemoohan, beberapa mahasiswa terjun ke dalamnya dan menikmati luapannya. Ahhh, mirip dengan makna jalannya: Al-Kautsar, sungai itu seperti sungai di surga, dan airnya yang berwarna coklat bak susu yang mengalir disurga, mirip sekali dengan penggambaran surga di kitab suci sebagian besar mahasiswa yang ngekos di Al-Kautsar.
Sebut saja Fahri (bukan artisnya Ayat-ayat Cinta), Rikar, Taslim dan Riga, mereka adalah penghuni (surga) Al-Kautsar yang tak melewatkan momen yang menyenangkan ini, hujan bagi mereka adalah berkah, bukti bahwa kasih sayang tuhan datang kepada mereka siang itu.
Kamarnyaa fahri setelah evakuasi kasur dkk |
Tak banyak yang bisa menikmati hujan seperti anak-anak ini, batang pohon pisang yang beberapa waktu lalu ditebang pemiliknya digotong dan dijadikan mainan, sayang sekali hanya sebatang saja, andaikata ada beberapa, bermain sampan pasti menjadi permainan menarik bagi mereka dan tontonan yang memnggelikan bagi kami yang memilih menikmati hujan dengan cara lain, masing-masing.
Kasih sayang dan kemurkaan sang pencipta berbeda tipis, seharusnya hujan yang mengakibatkan meluapnya air sungai membuat mereka berkeluh hati dan berkesah semangat karena rumah menjadi kotor, sementara itu banyak barang yang nyaris jadi korban, belum lagi Arif yang beberapa menit sebelum hujan deras turun menyapu dan mengepel lantai hingga kinclong, kualitasnya dalam membersihkan lantai seperti pembantu kelas profesional yang tak diragukan lagi geriknya.
Dan itulah hujan, seperti air yang tumpah dari langit, dari telaga Al-Kautsar di surga pada tingkat tertentu. Dia menjadi sumber kebahagiaan bagi orang-orang dengan hati yang tenang, tidak memperdulikan kesulitan kondisi dan larut di dalamnya, toh dalam kekesalan, dalam kesulitan menjalani hidup, kita perlu perasaan senang dan bahagian, seperti hujan yang datang menyapa bumi dengan ikhlasnya.
Ini dia dokumentasinya :p:
Video: Melawan Arus:
4 komentar:
Whew sampai segitunya.. Brati masih mending dirumah..kolamku meluap..ikannya kabur..jiah
@apel batu :: wkwkwkwk, makanya kolamnya dibuatn atap jala, biarpun airnyya meluap ikannya tetp aman :D
@K Bobby :: patenmi !!! hahaha
Lorong sempit itu bernama Parmindo...
hahahahahhaha..kuteringat beberapa tahun lalu..semoga kejadian mengamankan komputer namun buku2 dibiarkan tidK TERULANG, hancur bukuku saat itu dan sisa airnya masih melekat sampai sekarang dibuku ini
Post a Comment
Jangan lupa meninggalkan komentar ya.... (Tolong jgn berkomentar sebagai Anonymous)