Tuesday, October 11, 2011

Foto SBY-Boediono 'Hilang' di Ruang Sidang DPR

Sumber: news.okezone.com | foto: Misbahol Munir
Saya terkaget-kaget juga membaca berita tentang hilangnya, lebih tepatnya foto SBY-Boediono tidak terpajang di DPR, mengapit burung garuda. Kok bisa sih?

Lucunya lagi, kejadian raibnya foto SBY-Boediono terjadi saat DPR melakukan rapat paripurna dengan pembahasan RUU Intelijen. Coba fikirkan sendiri kawan-kawan, pembahasan RUU Intelijen loh, sementara saat itu kondisi sidang 'kecolongan' entah oleh siapa.

Lambang negara yang biasanya bercokol disana pada sidang itu 'lari' meninggalkan burung garuda sendirian memantau jalannya persidangan, Priyo Budi Santoso, Wakul ketua DPR yang memimpin jalannya persidangan cuma berkomentar sepele: "Oh di mana itu? Saya sendiri agak kaget. Mungkin sedang dibersihkan dan dicari foto yang paling bagus," ucap Priyo sebagaimana dikutip dari kompas.com.

Yakinkah dia?

Sementara itu, beberapa media online yang saya perhatikan menampilkan judul berita yang beragam, semuanya wah  (tentu saja), salah satu judul berita yang dapat dibaca di news.okezone.com adalah :

Sidang Paripurna DPR Diwarnai Pencopotan Foto SBY
Demikian sesumbar judul berita di media online.

Saat membaca berita di detiknews.com, saya merasa bahwa ada hal yang keliru, berita tersebut menjelaskan bahwa Foto pasangan Presiden dan wakil presiden memang telah lama tidak terpasang, lebih lengkap silahkan baca beritanya disini.

Nah, setelah membaca berita tersebut, pertanyaan apakah yang pantas terlontar?, bagi saya pertanyaannya seperti ini:

Mengapa Honing Sanny (Fraksi PDI Perjuangan) harus melontarkan protes atas foto pasangan 'serasi' ini? selain itu, kenapa pula si Ruhut harus bermain intrik sampai-sampai menyebut cikeas?

Oh iya, kalaupun foto tersebut memang sengaja tidak dipasang, mengapa Priyo harus kaget dan peserta sidang paripurna menjadi ramai memperhatikan foto pasangan 'serasi' tersebut?

Mungkin ada baiknya intelijen Indonesia bekerja untuk mengungkap keanehan ini. Toh, badan Intelijen harus membuktikan kualitas mereka sebelum RUU tentang mereka disahkan, dan tentu saja agar saya sebagai rakyat Indonesia bisa yakin, kalau negeri kita memang butuh badan intelijen kayak mereka, dengan kualitas miring.

Wallahu a'lam bissawab.

0 komentar:

Post a Comment

Jangan lupa meninggalkan komentar ya.... (Tolong jgn berkomentar sebagai Anonymous)

 

Alternative Road Copyright © 2012 -- Template was edited by Cheng Prudjung -- Powered by Blogger