Wednesday, April 11, 2012

Sekali Lagi; Ulang Tahun

Maaf saya bukan penipu, teman-teman saja yang terlalu mudah mempercayai Facebook perihal informasi tanggal lahir yang kucantumkan disana, tanya dulu kek!.


Satus Facebook; "Sy lg ultah ya? *bingung

Sejak awal menggunakan Facebook, saya sudah kepikiran untuk tidak mencantumkan inormasi tanggal lahir yang valid, malah beberapa kali gonta-ganti sampai ada kawan yang akhirnya menyadari, "Kok ulang tahunmu sampai tiga kali dalam sebulan?". Saya tertawa cekikikan membaca komentarnya.

Belakangan, intensitas mengganti inormasi tanggal lahir di Facebook mulai kukurangi untuk mengecoh, hahaha. Seringkali pada ulang tahun semu yang diumumkan Facebook berbuah ucapan selamat dan doa. Seorang teman baru saja bertanya lewat Twitter, "Ulang tahunmu banyak amat, Cheng. Tiga kali sehari kah?". Jawabanku sederhana, "Biar banyak orang yang sering doain aku sukses!".

Alasan lainku sederhana saja, mempermainkan hari ulang tahun yang disakralkan banyak orang. Keluargaku sangat kaku persoalan ulang tahun. Sejak kecil, ulang tahun bagiku adalah hal yang terlarang, bagaimana tidak setiap kali kutanyai Ibuku soal ulang tahun, dia berulang kali menjawab bahwa ulang tahun itu budaya orang Kristen (baca: non-muslim). Jawaban ini tak sepenuhnya kupercayai, karena banyak juga teman-teman muslim yang merayakan ulang tahun, tapi apa kata Ibu harus dituruti. Jadilah saya anak yang "terbelakang" tidak pernah hadir di setiap acara ulang tahun teman, soal pesta ulang tahun, masa duduk di bangku Sekolah Dasar adalah yang manis mungkin, karena setelah jenjang pendidikan itu, ulang tahun pasti adalah KERUSUHAN!.

Karena tidak pernah ikut acara pesta ulang tahun, saya tidak pandai dalam memilih dan menyerahkan hadiah yang pas buat seseorang. Bukan hanya hadiah ulang tahun, tapi hadiah apa saja, misalnya saat seseorang sahabat karib menerima prestasi gemilang. Oia, ini juga alasan bagi tean-teman yang sering menuntut dan mengeluh kenapa saya tidak pernah bawa oleh-oleh dari daerah-daerah yang kukunjungi, padahal mereka sering membawakan buah tangan padaku. Maaf, saya tidak biasa yang beginian.

Tapi, saya bukan orang yang pelit. Saya menuruni sifat kedermawanan sang Bapak. Beberapa teman kuberikan sesuatu, misalnya buku, baju, atau benda lain, tapi siatnya bukan hadiah melainkan kenang-kenangan, atau sekadar pemberian semata. Soal ini, saya selalu merasa senang saat melihat ekspresi wajah orang yang keberikan sesuatu, entah dia senang atau berpura-pura senang. Saya suka!

Lanjut cerita, belakangan Ibuku mulai berubah. Entah apa yang mempengaruhinya, dia mulai mengucapkan "Selamat ulang tahun", dan kutau jika dia ada tabungan yang cukup, pasti ada hadiah dibalik ucapan selamatnya. Sayangnya, saya sudah terlanjur mati rasa dengan ulang tahun, setiap ucapan selamat dan hadiahnya tidak pernah betul-betul "Nyantol di hatiku", malah keheranan. Kok bisa!!!

Terakhir, ibuku mempelopori acara ulang tahunku di rumah Makassar, sebuah kue tart dipersiapkan, ukurannya jumbo. Nah, ada cerita lucu disini, lebih tepatnya menggelikan. Kue tart yang sebenarnya akan jadi surprise bagiku terbongkar juga akibat adik-adikku yang cerewet, kue yang diamankan di atas lemari dan ditumpukin kain lawas memang tidak tampak sebagai benda aneh di rumah. Celakanya, adikku yang paling kecil memanggilku, "Kak Ahmad, siniki dule, ada yang mo sa kasi liatkanki", ajaknya merayu!.

"Apa?". Tanyaku penasaran.
"Ka sinimeki dulu, dehhh!". Tanganku di tarik masuk ke kamar orang tuaku, disana dia menunjuk ke kain lawas yang menutupi sekotak kue tart. Si anak bungsu ini membisikiku.

PNS style | Poto pas hari ultah.
Saking bersemangatnya, dia berlari (sambil loncat-loncat) keluar masuk kamar-kamar memberitahukan kepada warga "Pondok Fitriah" bahwa ada yang berulang tahun hari ini. "Sudami belli mama hadia", katanya membuat rumah makin seru. Ibuku diam saja mendengarnya, toh dia telah merancang ini menjadi sebuah surprise, mungkin dia sedang ekting 'pura-pura' gak sadar bahwa anak tercintanya (*hatsyahhhhh) berulang tahun.


Hari itu, tak ada yang bisa bersabar menunggu malam hari, karena hari itulah kue tart pertama dalam keluargaku akan dinikmati (Ingat Andrea Hirata) bersama. Saya malah merasa asing malam itu, kulihat keluargaku senang dan ibuku mempercayai ekting surpriseku (hahahaha, ekting balasan!), sementara saya sendiri kikuk, apa yang memotivasi sang Ibu ini merayakan ulang tahun?

Nah, itulah teman beberapa cerita. Saya sebenarnya merasa berdosa juga kepada mereka yang mengucapkan selamat dan berdoa untuk kesuksesanku pada hari ulang tahun palsu. Tapi serius, saya tidak pernah merasa bahwa doa di hari ulang tahun dan pada tahun baru lebih makbul dibandingkan hari biasa yang lain. Makanya saya juga tak pernah berdoa kepada teman-teman karena motivasi ulang tahun atau apalah.

Untuk ulang tahun palsuku tahun ini, saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman warga al-Kautsar 58 yang sekali lagi tertipu. Saya menghargai semangat teman-teman dalam menyemarakkan hari ulang tahun manusia kuno ini, menjadi objek ketawaan saat dikerjain di hari ulang tahun itu menyenangkan, karena bagiku, tak ada yang lebih seru dan lucu dibandingkan mentertawai orang-orang yang tertawa!. Hahahaha

0 komentar:

Post a Comment

Jangan lupa meninggalkan komentar ya.... (Tolong jgn berkomentar sebagai Anonymous)

 

Alternative Road Copyright © 2012 -- Template was edited by Cheng Prudjung -- Powered by Blogger