Menyadarkan Manusia untuk Memaksimalkan Internet

Perkembangan internet di Indonesia kian pesat, murahnya harga laptop dan tersedianya jaringan wifi membuat akses ke dunia internet makin mudah, belum lagi gencarnya konsumsi handphone dan gadget yang menawarkan fasilitas berinternet.

Kita pun butuh nuansa reflektif dalam berinternet !!!

Namun harus disayangkan, interaksi antara manusia dengan internet belum maksimal, internet masih dikonsumsi (secara buta) sebagai wahana hiburan yang kaku, para pengguna internet kurang produktif dan tidak menyadari bahwa internet dapat "berbuah manis" dalam kehidupan. Maraknya kegiatan Internet Marketing menjadi salah satu bukti bahwa internet bukan sekedar hiburan, media membagikan dan mengunduh data atau sekedar membaca berita. Perlu disayangkan, aktifitas berinternet yang kaku dan buta, apalagi ketika secara pelan-pelan kesadaran manusia dipengaruhi oleh kenyataan yang dibentuk oleh dunia internet.

Bayangkan jika internet digunakan dengan penuh kesadaran dan sebuah visi (rencana). Di sisi kemanusiaan (humaniora), internet dapat menjadi media untuk menyuarakan panggilan kemanusiaan untuk membantu atau menolong manusia yang kesulitan, dengan internet suara kemanusiaan akan didengar oleh lebih banyak orang bahkan melewati batas-batas antar Negara.

Belum lagi jika internet menjadi penyatu dimana informasi dan identitas kebudayaan dipertukarkan disana, sehingga kita dapat belajar tentang budaya masyarakat tertentu langsung dari pelakunya, tidak mesti lagi melalui buku atau media pendidikan lainnya, ohhh betapa indahnya jika internet dimaksimalkan.

Persoalannya, banyak diantara pengguna internet yang tidak memiliki visi dalam berinternet, sehingga mereka memanfaatkan internet secara buta, tidak ada usaha membangun suatu cita kemanusiaan yang jelas. Mereka sibuk mengupdate status di facebook, ngobrol dengan santai di twitter, memanfaatkan google untuk menyelesaikan tugas kuliah secara instant, mengunjungi daerah lain dan berkenalan dengan situs porno, membandingkan mana wanita paling seksi diantara ratusan Negara atau jutaan ras manusia.

Maka perlu dibangun sebuah visi (resolusi) atau sebuah pencapaian dalam pemanfaatan internet sebagai salah satu teknologi komunikasi yang hadir untuk membantu kemudahan berkomunikasi dan sharing data.


Resolusi Berinternet 2012 dan Jutaan Kata Semoga! 
Memasuki tahun 2012 (jadi inget film 2012, ngeriiii) saya mencoba membangun resolusi yang realistis khusus di bidang internet. Beberapa resolusi atau pencapaian dalam dunia internet antara lain;

1. Semakin produktif dan aktif dalam pengelolaan blog sehingga target pengunjung minimal seribu per hari dapat tercapai. Saya selalu membayangkan blogku dikunjungi minimal 1000 pengunjung setiap hari. Tanpa adanya klik iklan yang mereka lakukan di blog, saya pasti senang sekali, apalagi keseribu pembaca atau pengunjung tersebut adalah pembaca loyal yang bersedia berbagi pemikiran di blogku.

2. Membangun komunitas online, salah satunya adalah komunitas Blogger Kampus Putih (Universitas Muhammadiyah Malang), blogger ini sudah harus booming dalam 2 bulan ke depan dan semakin remai dibicarakan sebelum penerimaan mahasiswa baru di Universitas Muhammadiyah Malang. Dengan adanya komunitas online, berbagai kegiatan dapat dilakukan, misalnya dengan kampanye melek media/internet, kampanye blogging atau kampanye blokir situs porno dan lainnya.

3. Memahami pola komunikasi interaktif di dunia internet. Sebenarnya sudah lama pertanyaan tentang pola atau metode komunikasi yang terjadi secara interaktif di media internet mengawang di fikiranku. Sebagai mahasiswa ilmu komunikasi, pertanyaan ini adalah PR yang sangat besar. Komunikasi antar personal yang banyak dijelaskan adalah ketika komunikasi tersebut berlangsung dengan tatap muka, sementara interaksi melalui videocall, voicecall atau chating belum mendapatkan penjelasan. Hal paling sulit kupahami adalah persoalan identitas personal dalam dunia internet. Semoga sebuah karya ilmiah tentang pola, metode dan proses komunikasi di internet dapat berhasil dan mendapatkan tempat di tengah pembaca.

Lalu apa yang akan dilakukan setelah memahami?

Tentu saja dengan adanya penjelasan ilmiah terkait hal ini, kita dapat mengelola wacana dan opini publik di dunia komunikasi, mengidentifikasi kata kunci yang berkembang dan menaksir suatu masa depan. Dengan usaha ini, kita dapat menyelamatkan pikiran manusia dari jeratan realitas palsu yang antisosial.

4. Resolusi selanjutnya adalah berlatih untuk menjadi manusia yang merdeka dari penjajahan internet, saya tidak mau dunia internet lebih menyenangkan dibanding dunia nyata, sehingga aktifitas sosialku terhambat dan tidak berguna bagi banyak orang, sementara di luar sana (di dunia nyata) banyak orang membutuhkan pertolongan. Saya harus tetap kuat menghadapi godaan hidup bebas di dunia internet yang memungkinkan kita menjelajahi dunia dengan beribu identitas yang berbeda.

5. Oia, resolusi lainnya mungkin soal hal teknis, ingin punya komputer yang terus terhubung ke internet, dan tentu saja ingin koneksi internet yang seperti di iklan, bukan seperti kenyataannya (hehehehe).

Ahhh, semoga resolusi ini dapat mewujud dan menjadi awal dari semangat bekerja keras menghadapi kerasnya kehidupan. Hingga saat ini, banyak refleksi dibutuhkan untuk sadar bahwa “KITA SEDANG BERINTERNET”, sehingga kita tahu ribuan konsekuensi (baik positif maupun negatif) mengancam kepala kita.

Lalu apa resolusi berinternetmu di tahun 2012?